Kabupaten Empat Lawang
Lambang Kabupaten Empat Lawang Motto: saling keruani sangi kerawati |
|
Peta lokasi Kabupaten Empat Lawang Koordinat: - |
|
Provinsi | Sumatera Selatan |
Dasar hukum | - |
Tanggal | 20 April 2007 |
Ibu kota | Tebing Tinggi |
Pemerintahan | |
- Bupati | H. Budi Antoni Aljufri, SE, MM. |
- Wakil Bupati | H. Sofyan Djamal, SH, MH. |
- DAU | Rp. 308.418.229.000.-(2013)[1] |
Luas | 2.256,44 km2 |
Populasi | |
- Total | 280.722 jiwa (2011) |
- Kepadatan | 124,41 jiwa/km2 |
Demografi | |
- Kode area telepon | 0702 |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 9 |
- Kelurahan | 5 |
- Situs web | http://www.empatlawangkab.go.id/ |
Letak geografis
Kabupaten Empat Lawang mempunyai letak geografis sebagai berikut:Utara | Kabupaten Musi Rawas |
Selatan | Kabupaten Lahat dan Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu |
Barat | Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu |
Timur | Kabupaten Lahat |
Pemerintahan
Kabupaten Empat Lawang memiliki sembilan kecamatan, yaitu:- Lintang Kanan
- Muara Pinang
- Pasemah Air Keruh
- Pendopo
- Talang Padang
- Tebing Tinggi
- Ulu Musi
- Sikap Dalam
- Saling
- Pendopo barat
Sejarah
Nama kabupaten ini, menurut cerita rakyat berasal dari kata Empat Lawangan, yang dalam bahasa setempat berarti "Empat Pendekar (Pahlawan)". Hal tersebut karena pada zaman dahulu terdapat empat orang tokoh yang pernah memimpin daerah ini.[3][4]Pada masa penjajahan Hindia Belanda (sekitar 1870-1900), Tebing Tinggi memegang peran penting sebagai wilayah administratif (onderafdeeling) dan lalu lintas ekonomi karena letaknya yang strategis. Tebing Tinggi pernah diusulkan menjadi ibukota keresidenan saat Belanda berencana membentuk Keresidenan Sumatera Selatan (Zuid Sumatera) tahun 1870-an yang meliputi Lampung, Jambi dan Palembang. Tebing Tinggi dinilai strategis untuk menghalau ancaman pemberontakan daerah sekitarnya, seperti Pagar Alam, Pasemah dan daerah perbatasan dengan Bengkulu. Rencana itu batal karena Belanda hanya membentuk satu keresidenan, yaitu Sumatera.
Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), Onderafdeeling Tebing Tinggi berganti nama menjadi wilayah kewedanaan dan akhirnya pada masa kemerdekaan menjadi bagian dari wilayah sekaligus ibu kota bagi Kabupaten Empat Lawang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar